Sunday, March 31, 2024

JAVANESE 'DANUREJA' COMMEMORATIVE PLATE #2

 


1 BUAH PIRING PERINGATAN 'DANUREDJA VII' 
Buatan TTK, Kokura, Jepang untuk Jogjakarta, Indonesia
Original
1936 - 1937
Porselen warna kuning, transferprint dan warna emas
Diameter 33,5cm, tinggi 5,3cm

Made by TTK, Kokura, Japan for Jogjakarta, Indonesia
Original
1936 - 1937
Porcelain with transfer print and gilt
Diameter 33,5cm, height 5,3cm

Piring peringatan 1000 hari wafatnya Patih Danuredja VII pada hari Kamis, tanggal 19 bulan ke 4 tahun 1868 penanggalan Jawa atau 20 Mei 1937 Masehi. Beliau mengabdi pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VII dan Sri Sultan HB VIII. Menjadi Patih Danureja selama 21 tahun dari tahun 1912 sampai akhir hayatnya di tahun 1933.

Piring atau keramik serupa umumnya dimiliki para ningrat di Yogyakarta dan sekitarnya, juga tercantum dalam buku Antique Ceramics Found in Indonesia karya Sumarah Adhyatman halaman 108.

Zold - MKS

Friday, January 26, 2024

PALEMBANG LOTUS SHAPED LACQUERED CONTAINER






TENONG LOTUS PALEMBANG
Palembang, Sumatera Selatan
Awal - Pertengahan Abad 20
Lakquer & Gild Diatas Kayu
Diameter 37 cm, Tinggi 42 cm
Lacquer & Motif ada lecet aus sedikit2, relatif masih baik

Origin : Palembang, South Sumatra, Indonesia
Early - Mid. 20th C
Lacquer & Gild on Solid Wood
Diameter Approx 37 cm, Height 42 cm

Tenong lotus Palembang mempunyai bentuk yg sangat sophisticated, sama seperti ukiran perak Aceh atw Bugis yang jg mempunyai crafmanship tingkat tinggi menjadikannya salah satu benda yg paling diminati karena keunikan & keindahannya.

Tenong lotus dipergunakan sebagai bagian 'hantaran' mempelai lelaki untuk mempelai wanita dalam upacara perkawinan budaya Palembang yg merupakan asimilasi budaya Melayu dan Cina / Peranakan.
Tenong yg setiap bagiannya terbuat dari kayu utuh yg dipahat membentuk stilisasi kuntum bunga lotus.
Bunga lotus dalam budaya Cina identik sebagai simbol harmoni perkawinan dan kemurnian, bunga yg hidup dalam 3 alam : akarnya menancap dalam tanah, batang sulur dalam air serta daun & bunga diudara.
Motif gambar pada tengah atas tutup tenong ini berupa burung 'Phoenix', mahluk ajaib yg mewakili sisi feminitas dalam budaya Cina. Sedangkan pada setiap bidang kelopak (medalion) bermotif berbagai macam bunga seperti lotus, krisan, bunga plum, peony dll yg juga identik sebagai bunga simbolis dalam budaya Cina.

Asimilasi percampuran budaya Melayu & Cina membentuk benda2 tradisi Palembang.
Palembang adalah salah satu pusat perdagangan yang ramai sejak jaman Sriwijaya. Kontak hubungan dengan Cina sudah terjadi sejak abad 7 hingga 13 Masehi ketika biksu-biksu Cina datang untuk belajar ilmu Agama Buddha di Sriwijaya. Migrasi dari Cina ke Sumatera juga banyak terjadi pada abad 17 - 18 Masehi.

Tehnik seni benda lacquer Palembang berasal langsung dari Cina daratan, pada 1813, 2 buah kapal besar dagang dari Canton & Amoy, Guangzhou tiba di Palembang membawa keramik, sutra dan benda-benda seni kerajinan lainnya. Palembang pada waktu itu adalah daerah perdagangan yang banyak menjual budak, kapas, lilin, rotan, madu, sarang walet, serbuk emas hingga bawang putih + merah dengan kualitas terbaik. Kesultanan yang berkuasa pada masa itu (dihancurkan Belanda pada 1821) meminta pula didatangkan pengrajin dari Cina untuk bekerja dan tinggal di kota Palembang. Pada saat itu tercatat sudah ada 1000 lebih pendatang Cina & Arab yang tinggal disana.

Benda lacquer umumnya terbuat dari kayu yang dipahat oleh pengrajin Melayu dan proses pembuatan motif prada lacquer dikerjakan oleh pengrajin Cina. Kerjasama yang menyatu antara kedua etnis ini kadang membuat sulit menarik garis tegas perbedaan mana benda untuk tradisi Cina Peranakan dan mana benda tradisi Melayu. Perbedaan dapat dilakukan hanya jika mencermati tehnik lukis, motif dan bahan dasar bendanya.

Price on requet

Monday, January 22, 2024

SUMATRAN CHASED BETEL CONTAINER







WADAH KINANGAN PALEMBANG
Palembang, Sumatera Selatan
Awal abad 20 - Pertengahan abad 20
Perunggu lapis perak
Diameter 16,2 cm, tinggi 14 cm

Origin : Palembang, South Sumatra, Indonesia
Early 20th C - Mid 20th C
Bronze silver plated
Diameter 16,2 cm, height 14 cm

Wadah untuk kinangan yg umumnya dipergunakan dlm prosesi pernikahan adat Melayu.
Seni budaya Melayu pd daerah Palembang banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, baik berupa bentuk ataupun motif, tetapi berbeda dalam hal fungsi.

Motif wadah ini pada atas tutupnya berupa stilisasi kuntum bunga lotus dengan 8 kelopak yg diasosiasikan sbg lambang harmoni perkawinan dan pd bagian tengahnya terdapat motif 'simpul pita tak berujung' atau 'endless knot'. Motif ini adalah identik dengan 8 kelopak bunga lotus Buddha dan 'endless knot' adalah bagian dari 'Delapan simbol keberuntungan' dalam ajaran Buddha & Hindu yg bermagna siklus tampa akhir dari kehidupan berupa kelahiran & kematian yg terus berputar sepanjang masa.
Perbedaannya pd tradisi Melayu Palembang motif2 ini terselip motif ular naga bermahkota yg hanya dijumpai pd motif Melayu atw Jawa, tidak pd motif Cina.

Benda2 seperti ini dalam perkembangan jaman semakin dilupakan tidak berkelanjut dr budaya asalnya, sehingga hanya menjadi benda tropi milik pribadi pengapresiasi budaya ataupun galery2 seni & museum diluar negri, membuatnya semakin berjarak dr budaya daerah asalnya.

Wadah kinangan dengan bentuk & motif serupa milik Museum Nasional / Museum Gajah - Jakarta.

Wadah tempat beras dari perak milik Museum Nasional.
Foto dr buku 'Glorious Metals' - The Collections Of The National Museum Of  Indonesia, hal 137.

1 buah wadah kinangan ini :
Price on request

Tuesday, January 16, 2024

2 PCS EUROPEAN DISH WITH ARABIC INSCRITION #2

 



2 BUAH PIRING EROPA DENGAN AKSARA ARAB
Keramik Transferware
1842 - 1867
Buatan Copeland Pottery, Inggris
-Piring Sup : Diameter 25,5 cm tinggi 4,5 cm
-Piring Nasi : Diameter 26 cm tinggi 3 cm
Kondisi utuh masih baik

Piring seperti ini oleh perusahaan keramik di Eropa dibuat khusus untuk umat muslim diwilayah Asia Tenggara, sulit ditemukan pada belahan dunia lain.
Kini setelah melalui proses perjalanan waktu sekitar 170 tahun, benda seperti ini menjadi langka dan menjadi koleksi berharga untuk pribadi ataupun museum.

Bagian tengah piring bertuliskan Allah Maha Esa, Nabi Muhammad utusan Allah, tiada Tuhan Selain Allah dan pada bagian pinggir berisikan motif nama 4 khalifah sahabat Nabi.

Ditanah Jawa juga dapat dijumpai piring serupa tertanam menghiasi dinding tempat bersejarah seperti makam Sunan Bonang di Tuban atau makam Sunan Gunung Jati di Cirebon

Foto piring motif serupa pd gerbang makam Sunan Bonang, Tuban (kiri) dan makan Sunan Gunung Jati, Cirebon (kanan).
Ref. dr buku 'Antique Ceramics found in Indonesia' - Sumarah Adhyatman, p.117

Marking pada keramik ini menunjukan Copeland Pottery mematenkan hak cipta motif ini pada tanggal 4 juli 1853, marking serupa hanya beredar pd tahun 1842 s/d 1867.
Begitu populernya motif spt ini pada masanya sehingga membuat perusahaan lain meniru / mencontoh atau juga membeli hak paten tsb dr Copeland, semisal motif serupa dapat juga dijumpai dibuat oleh Petrus Regout - Belanda pada tahun pembuatan 1870an.

2 PIRING :
Zold - SL3

Monday, January 15, 2024

MALAY POEM IN JAVANESE ARABIC / JAWI SCRIP PLATE #5



PIRING PANTUN JAWI
Keramik Transferware
Abad 19 (1820 - 1860)
Buatan Williams Adams & Sons, Inggris
Diameter Sekitar 27 cm

Piring bertuliskan pantun Melayu yg menggunakan huruf Jawi atau aksara Arab Melayu, yaitu aksara yg berbasis huruf Arab yg umumnya digunakan menulis kalimat dalam bahasa Melayu .
Selain pantun Melayu piring jg menuliskan agen penjual bernama Anderson Tolson - Batavia, jadi dapat disimpulkan penyebaran piring sejenis berpusat di Batavia - Pulau Jawa, sebelum diedarkan keseluruh daerah yg berbasis bahasa / budaya Melayu spt Palembang, Aceh, Jambi, Riau, Pontianak, Johor, Pahang, Deli, Sarawak, Kelantan dll.

Piring yg berusia 100 s/d 200 tahun ini begitu dihargai sebagai tradisi budaya yg tak ternilai oleh negara spt Malaysia, Brunei, Eropa dan negara2 Islam di Timur Tengah dan dikoleksi oleh museum2 negara tsb.
Untuk Indonesia sendiri sebagai negara pusat peredarannya tidaklah seantusias negara2 tsb diatas yg telah banyak melakukan riset dan penelitian, baik dlm bentuk seminar atw pembahasan dlm bentuk buku. Tepat spt peribahasa 'Apa yg kau punya tak dihargai hingga kau kehilangan baru berasa'.


Zold - Johor